Jumat, 24 Juli 2020

Curhatan emak

Cukup lama sepertinya... 
Gimana rasanya jadi seorang Ibu? luar biasa pastinya.
Bahagia terus gak sih? bahagiaaa tapi ya terkadang ada lelahnya juga. Mengimbangi aktivitas anak ternyata luar biasa 😀
Alisha, putri kecil kami yang kini menginjak usia 3 tahun lebih. Dia sangat dekat dengan ayahnya, walaupun kita tidak bisa bertemu setiap hari. Ya, kami LDR, suami harus bekerja di Jakarta dan kami di rumah (Pemalang). Setiap ayahnya pulang, dia akan terus menempel pada ayahnya, sampai terkadang aku dan sikecil seperti 2 orang yang berebut barang. Dia akan sangat jengkel jika kami mengobrol sendiri, sepertinya menurut dia, ayahnya hanya boleh fokus padanya, hahahaha menggemaskan memang.
Kebiasan Alisha ini sebenarnya tidak memberatkan (bagiku 😅) kenapa? karena ketika ayahnya pulang, saya sebagai ibunya seperti punya me time. Kok bisa? ya.... putriku ini, jika sudah ada ayahnya, dia akan meminta apapun kegiatannya bersama ayahnya, dari makan, mandi, main, jalan-jalan, dll semua cuma boleh sama ayahnya. Ibunya nyempil dikit aja dia protes hahahaha
Cukup menyiapkan sesuatunya saja, jadi bisa punya waktu 'libur'. Biasanya waktu libur ini akan saya jadikan untuk waktu beberes seharian, mumpung gak ada yang ngerecokin 😆

Empat tahun menikah ada gak sih bu suka dukanya?
Banyak. Itu kenapa pernikahan bukan asal sebut, tapi kesiapan mental kedua pasangan. Sejauh apa kamu mau mendengarkan curhatan pasanganmu? seberapa banyak kamu enggak bosen dengerin cerita dia yang mungkin akan diulang beberapa kali. Diskusi untuk setiap sesuatu yang mungkin hal kecil sekalipun. Saling terbuka, agar tidak ada masalah yang timbul karena salah paham.
Banyak pasangan sering salah paham karena enggan terbuka. Terkadang kita berifikir bahwa pasangan kita juga pasti ngerti 'rasanya'. Padahal belum tentu loh, pasanganku bukan orang yang peka, dia bahkan gak akan pernah sadar kapan saya merasa capek, pegel, dan kesel. Oleh karena itu saya akan bilang ketika merasakan hal yang tidak nyaman, dan dia gak akan keberatan.

Jadi Ibu rumah tangga doang bosen gak sih?
Bosen sih enggak, hanya terkadang jenuh. Terkadang kangen waktu ngumpul bareng temen-temen, cerita sana sini, ngobrolin masa - masa dulu sampai masalah pertumbuhan sikecil. Menurut saya manusiawi sih, karena terkadang kita memang butuh sosialisasi. 
Menjadi ibu rumah tangga memang pilihan sendiri, suami gak pernah memaksakan saya harus berhenti kerja atau lanjut kerja. Ketika merasakan sakitnya melahirkan, beratnya pemulihan, bahagianya mengurus sikecil, tidak pernah bisa menggantikan setiap momen itu dengan momen apapun. Jadi ya bahagia aja sih. Buka usaha kecil-kecilan, bertani kecil-kecilan gak ada salahnya toh? selama halal dan berkah meskipun kecil.

Yaaah untuk 4 tahun usia pernikahan, saya selalu berharap yang terbaik bagi keluarga kecil kami, dan untuk Ibu-ibu yang lain di luar sana tetep semangat!!!
Untuk teman teman yang belum menikah, semoga dipertemukan secepatnya,
Untuk yang belum memiliki momongan, semoga Allah memberikan amanah diwaktu terbaikNya.  

Kamis, 23 Maret 2017

Alisha Almaira Syachroni

Haloooo sayang,, selamat datang di dunia sayang. Bunda sama ayah bahagia banget punya Alisha, cepet besar, sehat selalu, jadi anak yg sholehah, berbakti pada orang tua, agama dan bangsa ya nak.
Seperti mimpi baru kemarin bunda bahagia nengokin dedek setiap bulan lewat usg, dan sekarang bunda sama ayah bisa lihat dedek langsung, bisa gendong, meluk dedek itu kebahagian tak terkira buat ayah bunda. Cepet besar biar bisa main sama ayah bunda ya nak :*

Minggu, 18 September 2016

Kado Terindah

Terakhir Posting di blog ini tentang diri saya adalah ketika saya tunangan tahun lalu. yah sudah satu tahun lebih dari pertunangan saya. April 2016 saya sah menjadi istri dari suami tercinta saya Arif Syachroni. Tidak pernah menyangka kejutan Allah SWT amat sangat indah kemasannya.

Yah, sebagai manusia saya hanya bisa merencanakan, tapi Allah SWT melalui orang-orang terdekat saya mewujudkan impian-impian kecil saya. Kami berencana melakukan pernikahan pada bulan Mei 2016, tetapi karena ada pertimbangan ini dan itu akhirnya maju pada bulan April 2016 sedangkan resepsi pada bulan Mei 2016. Sedikit debat dan diskusi, alhamdulillah ekspektasi saya yang menginginkan acara sederhana cukup membuat keluarga kami senang. Saya tidak pernah membayangkan pesta yang terlalu meriah atau sangat besar, sukup melihat senyum keluarga saya dan keluarga suami saya puas dengan nilai-nilai agama dan adat yang di kemas dalam acara kami.

Ketakutan mengeluarkan biaya terlalu besar juga tidak lepas dari bayang-bayang saya dan alhamdulillah bisa di pangkang dengan rapih biaya-biaya tersebut meskipun banyak plan B yang harus di kerjakan tiba-tiba. Kalau ingat itu pasti ingin tertawa sendiri.

Tidak terbayangkan bukan, bahwa pagi hari sebelum akad, calon pengantin perempuan harus angkat-angkat kursi dan meja untuk menyiapkan ruangan (hahahaha konyol memang) tapi saya menikmati itu. Calon suami saya bahkan baru sampai rumah pukul 2 pagi. Sedangkan akad dilakukan pukul 8 pagi dan penjemputan jam 6 pagi. Luar biyasaaaah hehehehehe.

Pukul 7.30 penghulu datang, dan melihat meja yang disiapkan terlalu tinggi, keluarga kami pun diminta mencari meja kecil, dan taplak,, Dan dengan mudahnya saudara kami menyiapkan 2 dus air minum gelas kemasan lalu di tutup kain polos bahan, hahahaha meang ide yg amat sangat brilian, saya hanya senyum-senyum kalo ingat hal itu.

Alhamdulillah kini usia pernikahan saya berjalan hampir lima bulan, dan alhamdulillah di usia ini, kami diberikan anugrah yang amat sangat luar biasa, yaitu calon anak kami yang nini berusia 14 minggu dalam kandungan. Kami dapat melihat perkembangannya kemarin saat USG minggu ke-14

Terharu dan amat sangat senang ketika melihat dia bergerak dengan lincah di rahim saya. Belum pernah terbayangkan sebelumnya rasa sebahagia itu. Alhamdulillah semua kondisinya baik, normal, dan aku selalu ingin melihat dan menjaganya.

Sehat-sehat ya nak, bunda sama ayah selalu menyayangimu. Selalu dan selamanya... ^_^  :* kecup sayang dari bunda dan ayah

Rabu, 18 Mei 2016

Terlanjur Jatuh Cinta dengan BNI



Nama saya Riska, pertama kali saya menggunakan tabungan BNI yaitu ketika saya menjadi Mahasiswa IPB (Institut Pertanian Bogor). Awalnya saya agak kebingungan waktu registrasi karena belum pernah melakukan transaksi melalui bank BNI, maklum karena saat itu bank BNI dari rumah saya berjarak 20-25 km. Rumah saya di Desa Kebojongan dan saat itu bank terdekat adalah kantor bank BNI di Kota Pemalang. Namun ternyata tidak sesulit dugaan saya, saat itu saya lupa nomor rekening yang ditujukan, untungnya saya datang ke teler dan bilang ingin membayar biaya pendaftaran di IPB. Pelayanannya sungguh memuaskan karena para pegawainya pun ramah dan sembari menunggu proses telernya juga berbagi cerita tentang kampus saya.

Pengalaman lainnya, ketika saya baru maenjadi mahasiswa di IPB, saat itu saya tidak memiliki buku tabungan untuk menerima uang transferan dari orang tua. Saya kemudia ke bank BNI cabang Kampus IPB, dan mereka menawarkan BNI Tabunganku, karena itu untuk sementara sebelum saya menggunakan BNI Taplus Mahasiswa nantinya. Tempat yang nyaman dan pelayanan yang menyenengkan membuat saya betah menjadi nasabah bank BNI.

Saya menggunakan tabungan BNI tidak hanya untuk menabung tetapi juga untuk bertransaksi. Karena saya berjualan pulsa, saya pun menggunakan akun saya untuk bertransaksi seperti transfer untuk belanja saldo, mengisi pulsa di saat ‘kepepet’, menabung, dan belanja keperluan.

Setelah lulus dari kampus IPB, saya ingin memperpanjang akun saya, dan akhirnya saya upgrade menjadi BNI Taplus. Selain itu, saya juga mengaktifkan beberapa fitur seperti BNI Internet banking, BNI SMS Banking, dan saya juga mendaftarkan BNI Tapenas melalui BNI Internet Banking. Dengan berbagai fitur yang ada di BNI memudahkan kita untuk bertransaksi banyak. Melalui Internet banking, saya sering gunakan untuk transfer sesama rekening BNI, transfer antar bank, pembelian pulsa, pembayaran PDAM, dll.

Ketika saya pulang ke daerah asal saya, kini ada cabang baru di kecamatan, walaupun jaraknya masih agak jauh, tetapi mudah untuk dijangkau. Dan saya juga merasa nyaman, ibu saya ketika ingin transfer atau menerima transferan dari saya pun tidak sulit. Beliau juga merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Terutama ketika beliau akan transfer, beliau tidak perlu menuliskan pada form tertentu karena beliau sering salah tulis dan berakhir corat coret atau ganti form. Kini Ibu saya hanya tinggal membacakan nomor rekening BNI tujuan dan menyerahkan sejumlah uang.

Meminimalkan waktu dan memaksimalkan pelayanan saat ini di bank BNI membuat nasabah menjadi lebih puas. Mungkin tidak semua bank melakukan hal – hal kecil seperti itu, tapi dari hal kecil yang diperhatikan inilah yang membuat kami lebih bangga kepada bank BNI.

Suami saya juga nasabah bank BNI, dan hal  yang membuat suami saya begitu sayang sama kartu kredit bank BNI hingga saya tidak boleh meminjamnya adalah adanya pencetakan kartu kredit bank BNI dengan desain salah satu tim sepak bola kesayangannya yaitu CHELSEA. Hal ini terkadang membuat saya iri karena saya belum dibolehkan membuat kartu kredit sendiri, *takut khilaf kata suami hehehe

Sedikit membuat iri teman – teman saya, saya juga sedikit mempromosikan fitur Internet Banking, karena teman saya itu orang yang “gak mau ribet”. Saya menawarkan dia untuk menggunakan fitur ini, awalnya teman saya menolak, karena enggan antri di Custumor Service. Akan tetapi, ketika saya mengatakan, Pelayanan CS bank BNI yang cukup banyak dan tidak membuat antrian terlalu lama akhirnya dia menyetujui dan meminta saya untuk menemaninya mengaktifkan fitur BNI Internet banking. Kini kami merasa nyaman, karena ketika booking tiket ataupun belanja online kami tidak perlu terburu-buru keluar kantor, cukup membuka aplikasi Internet banking melalui komputer atau handphone kami dapat melakukan transaksi dengan cepat.

Selain belanja online kartu debit BNI dapat digunakan diberbagai merchan beberapa store. Salah satunya adalah minimarket Alfamart. Didekat tempat domisili saya, limit minimal belanja menggunakan debit BNI hanya 20rb, jadi ketika saya lupa mengambil uang tunai saya tidakperlu takut harus keluar menuju ATM terlebih dahulu lalu kembali ke minimarket.

Selain beberapa fitur tersebut, saya juga menggunakan produk BNI tapcash. Awalnya saya menggunakan BNI tapcash karena keharusan untuk dapat keluar dari parkir motor di tempat kerja, namun ternyata selain untuk parkir BNI tapcash juga dapat digunakan ketika saya bepergian menggunakan Commuter Line sehingga dapat mengurangi waktu seperti mengantri di loket tiket kereta. Pengisian tapcash BNI pun mudah karena dapat diisi ulang di ATM BNI. Sehingga waktu yang digunakan pun menjadi lebih optimal.

Produk BNI Tapenas yang saya ikuti selama dua tahun pun tidak membuat saya repot. Justru saya terbantu dengan adanya fitur ini saya dapat menabung untuk keperluan yang saya rencanakan dua tahun mendatang. Uang yang saya tabung pun tidak akan tergangggu dengan keperluan lainnya kecuali ada kepentingan yang amat sangat mendesak.

Pengalaman menegangkan pun pernah saya rasakan. Saat itu saya membutuhkan uang yang cukup mendesak. Akhirnya saya mengambil uang di salah satu ATM di POM Bensin Jakarta timur. Saat itu saya akan mengambil uang Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah). Saya melakukan penariakan pertama Rp. 2.000.000 (dua juta rupiah) uang keluar sedangkan kartu belum keluar akhirnya saya menarik lagi tanpa mengeluarkan kartu debet sebesar Rp. 2.000.000 (dua juta rupiah) lagi. Akan tetapi pada transaksi kedua uang yang saya tarik tidak keluar hanya ada pemberitahuan saldo berkurang. Saat itu saya sempat panik, saya melakukan penarikan kembali Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) dan saat itu telah normal kembali. Akhirnya saya telfon BNI call center, dan menjelaskan apa yang terjadi. Saat itu dari CS call center mengatakan bahwa uang akan dikembalikan dalam waktu 14 hari kerja. Setelah menunggu tidak sampai 14 hari kerja, uang saya pun dikembalikan.

Saat ini saya dan suami menggunakan Tabungan BNI Taplus, dan saya merasakan banyak manfaatnya. Pelayan yang baik adalah ciri dari bank ini hampir di setiap cabang yang saya pernah temui. Saya merasakan kepuasan dan kenyamanan sehingga sampai saat ini saya tidak ada niatan untuk meninggalakan bank BNI. Inilah kisah yang membuat kami jatuh hati dengan Bank BNI.

#PengalamanBersamaBNI #LoyalitasBersamaBNI